AHMAD NAJIB BURHANI

Jl. Ibnu Sina II/36 Pisangan Ciputat Jakarta Indonesia 15419

Phone (62-21) 74706365 Hp. 0811802117

Email: najib27@yahoo.com

Islam Dinamis: Menggugat Peran Agama Membongkar Doktrin yang Membatu

Kebenaran adalah Tuhan, yang benar hanya Allah, yang sempurna semata Rabbul’alamin. Tuhanlah yang disebut dengan Al-Haq. Sementara seluruh manusia adalah relatif, tidak ada satu pun karya manusia yang bersifat benar secara mutlak. Dalam hal ini penulis berusaha mencari kebenaran dari iman yang selama ini ia pegang dalam keterkaitannya dengan pluralitas agama.
Penerbit: Kompas, 2001 (Penulis)

Sufisme Kota: Berpikir Jernih Menemukan Spiritualitas Positif

Inilah buku yang, selain berisi hikmah-hikmah tasawuf, juga memuat analisa sosiologis terhadap berkembangnya apa yang disebut “sufisme kota”. “… buku ini merupakan pionir di bidangnya … keandalannya tak boleh diremehkan mengingat penulisnya--sebagai salah seorang penyelenggara dan arsitek kajian-kajian tasawuf IIMaN-- langsung berada di tengah-tengah ‘hiruk-pikuk’ kegandrungan masyarakat kota terhadap tasawuf.” (Haidar Bagir)
Penerbit: Serambi, 2001 (Penulis)

SQ

SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan, SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. …bacalah buku ini. Mudah-mudahan, ia mampu mengantarkan Anda pada pencerahan spiritual; atau paling tidak, pada pemaknaan yang mengubah hidup Anda menjadi lebih bahagia. (Jalaluddin Rakhmat)
Penerbit: Mizan, 2001 (Penerjemah)

Dari Tasawuf Dekaden Menuju Tasawuf Positif

Tasawuf kerap dipahami sebagai upaya menghindari dunia, menenggelamkan diri dalam zikir dan doa, atau terlibat dalam hal-hal yang irasional. Buku ini lahir dari semangat untuk menegaskan bahwa tasawuf tidak identik dengan spiritualitas lain yang semata-mata mengatur hubungan individual antara manusia dengan "Tuhan". Syaikh Muzhaffir, guru sufi modern, menyebut jalan sufi dengan ungkapan, "Biarkan tanganmu sibuk menunaikan urusan dunia, dan biarkan hatimu sibuk mengingat Allah."
Penerbit: IIMaN-Hikmah, 2001 (Editor)

Hidup Penuh Berkah Melalui Ibadah yang Paling Mudah  

"...Kebahagiaan hidup kita rasakan hanya kalau kita merasakan dan meyakini, secara mendalam, bahwa hidup ini tidak sia-sia, bahwa pekerjaan kita tidak muspra, bahwa amal bakti kita menuju perkenan dan ridha Pencipta dan Penguasa seluruh jagad raya, Tuhan Yang Maha Esa," kata Prof.Dr. Nurcholis Madjid
Penerbit: IIMaN-Hikmah, 2001 (Anggota Tim Penulis)  

M. Amien Rais dalam Sorotan Generasi Muda Muhammadiyah

"Salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi seorang calon pemimpin," demikian kata Prof. Dr. Baharuddin Lopa, sebagaimana dikutip oleh editor buku ini, "adalah ia harus terbiasa dikritik." Melalui buku ini, para pembaca juga dapat belajar tentang bagaimana memahami, menerima, dan pentingnya mengelola perbedaan pendapat dalam membangun masyarakat yang dinamis dan terus-menerus berkembang ke arah yang baik.
Penerbit: Mizan, 1998 (Anggota Tim Penulis)

Geger di "Republik" NU

Buku yang menyoroti tentang hiruk-pikuk dalam organisasi NU ketika salah satu anggotanya, Abdurrahman Wahid, menjadi Presiden RI. Kiprah NU dalam perpolitikan nasional sering membuat beberapa pengamat terkaget-kaget, kadang terhenyak, tak jarang terpingkal-pingkal, dan pada kesempatan tertentu tersenyum sinis. Cerdas atau lugkah orang-orang NU ketika berpolitik?
Penerbit: Kompas, 1999 (Anggota Tim Penulis)  

Puasa dan Kejujuran

Menuturkan tentang berbagai efek positif dari puasa, baik yang berdimensi esoterik maupun eksoterik. Kesadaran masyarakat Muslim tentang puasa masih banyak yang berhenti pada kesadaran material. Artinya, mereka memaknai puasa sebagai "mesin cuci" dosa, "gudang" pahala, "mata air" untuk menyiram api neraka. Pemahaman tersebut tidak sepenuhnya salah. Buku ini menawarkan makna penting dari puasa sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar pemahan di atas.
Penerbit: Kompas, 2000 (Anggota Tim Penulis)

Gus Dur dalam Sorotan Cendekiawan Muhammadiyah

Buku ini, secara eksklusif-dalam kapasitasnya sebagai perekam sejarah-ingin menunjukkan pergulatan-pemikiran yang terjadi, terutama berkaitan dengan kiprah Poros Tengah dan peran dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, dalam mewarnai panggung politik Republik ini menjelang terbentuknya Indonesia baru yang diimpikan seluruh rakyat Indonesia. Nah, agar pergulatan pemikiran itu terarah dan memusat, “bingkai” yang digunakan dalam menampilkan sang tokoh, yaitu K.H. Abdurrahman Wahid, adalah perspektif-kritis para cendekiawan Muhammadiyah.
Penerbit: Mizan, 1999 (Anggota Tim Penulis)